Dokter, Malaikat tanpa Sayap

Sumber

Inget gak waktu kecil cita-cita lo pasti udah di doktrin jadi dokter. Yap dokter. Harus dokter. Pokoknya dokter the bestlah. Pas masuk kuliah jurusan favorit sepanjang masa hingga Flindstone punya rumah batu (?) pasti dokter. Berbagai tujuan untuk menjadi dokter yang gue tanyain sama teman-teman gue yang calon dokter ini adalah menolong orang (pastinya). Menolong warga palestina. Hingga sekedar gengsi hehehe. Sebagai calon dokter gagal yang sudah belajar menulis kayak dokter ini, gue mau ceritain tentang dokter dan juga opini gue tentang malaikat tanpa sayap ini yang di bui.

Menolong kok malah dipenjara?

Dr Dewa Ayu dan CSnya pasti tidak akan pernah berpikiran bahwa hidupnya bakal dihabiskan 10 bulan di penjara akibat malpraktek yang dilakukannya. Kata berita sih memalsukan tanda tangan persetujuan dan penanganan yang lambat. Pasien tersebut bernama Fransiska Marketey (Marketeynya nama yang bagus) berumur 29 tahun. Ia melahirkan secara caisar. Tapi nyawanya tidak tertolong walaupun sang putri yang dikandungnya selamat. Sebenarnya kasus-kasus malpraktek dari tahun ketahun pasti ada. Berbagai keluhan pasien yang tak kunjung sembuh malah tambah parah. Tapi kasus ini yang bikin kita tersentak karena kasus ini bisa memasukan dokter ke bui ckckckck.

Bukti di lapangan...

Makanya dokter-dokter pada beraksi solidaritas pada tanggal 27 November 2013 diseluruh Indonesia untuk menyelamatkan dr Ayu yang menurut mereka tidak bersalah.  Solidaritasnya sih mogok bekerja dan turun kejalan buat mengeluarkan apresiasinya. Gara-gara ini nih pelayanan kesehatan publik jadi kacau parah. Banyak para pasien tidak tertangani. Bahkan ada yang janji sama dokter buat konsul tumornya hari itu. Ehh malah diPHP-in. Pasien aja bisa di PHP-in yaa.

Ini dia pita hitamnya!

Pantes aja pas kemarin gue di rawat di rumah sakit para dokter pakai pita hitam. Gue pikir solidaritas HIV AIDS. Pada ganti warna pita dari merah ke hitam. Tapi, masyarakat jadi salah kaprahkan (termasuk pasien yang di PHP-in tadi). Pada demo dipikir mereka tuh para dokter hingga melupakan pengabdiannya sebagai dokter. Kasian pasien jadi pelampiasannya. 

Dokter hooh Dokter...

RETWEET ABIIS!!

Jadi dokter itu banyak beranggapan "Wah! Keren ya!" "Gila! Hebat!" dan bermacam-macam pujian deh. Makanya deh, nyokap gue itu pengen banget salah satu dari anaknya ada yang jadi dokter. Syukurnya sih gue gagal hehehe. Kemarin aja pas mau operasi gue udah merinding di belek sama dokter bedah. Gimana kalau gue keterima pas materi belek-membelek gue langsung kabur deh ke gunung bromo. Terus, kedokteran itu adalah jurusan termahal dalam dunia perkuliahan dah. Mahal-mahal gitutuh jurusan banyak peminat. Yang keterima? Asli otak einstein kebangetan deh. yaiyalah siapa yang nggak mau jadi dokter. 100% masa depan terjamin tanpa susah cari kerja (itu kata nyokap gue) iya sih yang namanya orang sakit pasti ga ada abis-abisnya. nah karena gue gagal jadi dokter, nyokap gue ngebujuk gue buat nyari suami yang dokter dah ckckck. hahaha just kidding-lah nyokap gue itu. syukur-syukur sih dapat. tapi yang jelas kalau prakteknya ituloh nguras tenaga. terus nanti juga bedah-bedah isi mayat. dan kata teman gue lagi nanti ada janji sumpah pengabdian nih.

Back to topic, sekolah kedokteran itu lama plus kalau mengambil spesialis butuh sekolah lagi hehehe. makanyakan gue bilang otak einstein bangetkan. Mau masuknya aja penuh darah, keringat serta air mata yang seluberan ckckck. gapapa sih kalau udah passion mau dibilang apa? Itulah yang gue liat dari usaha teman-teman gue yang mewujudkan mimpinya untuk menjadi malaikat tanpa sayap. Bahkan ada yang galau berat pas ga dapat impiannya. Ya ampun. Ada fakta yang menarik nih dari beberapa teman gue yang pengen kedokteran hanya gengsi. serius gengsi. tau deh kuliah dia serius apa kagak atau cuma nampang di fakultasnya saja. 

Opini gue! (jeng jreeeng!!)

Dokternya berapa pasien sepanjang ini...

Ada tindakan yang lebih baik lagi selain mogok praktek pas waktu itu. Kalau mogokkan kasian para pasien :(. Kalau berlangsung terus-terusan jadi takut gue karena akhir-akhir ini gue harus ngedate mulu di rumah sakit pasca operasi.  Boleh sih solidaritas, tapi jangan ada pihak yang tidak bersalah jadi korban alias pasien terlantar. Awalnya gue liat dokter pada melakukan itu sih jadi geram sama mereka. Iyalah sekolahnya aja mahal. masuknya aja susah kok disia-siain gitu ilmunya.Tapi, pas gue melakukan tanya jawab ke teman gue yang mahasiswa dokter, gue mulai rada kalem deh.

@MoniikaWP dari awal enggak setuju kok :) . Soalnya menelantarkan pasien . Salah sih waktu itu ada yang berstatement aneh2 tentang dokter
— Relly Kurniawan (@rellysan) November 27, 2013

@MoniikaWP Bukan mogok sih lebih tepatnya kalo kata dosenku merenungkan sejenak semua yang telah kita lakukan :)
— Relly Kurniawan (@rellysan) November 27, 2013

@MoniikaWP Intinya , kurang setuju . Tapi , kalo tidak dibegitukan , rakyat Indonesia nya pada apatis terus-terusan :) .
— Relly Kurniawan (@rellysan) November 27, 2013

Sipp!! ok deh calon dokter. Gue juga ngeliat di tipi-tipi pendapat para dokter. Tau gak? mereka menjawabnya seperti orang berwawasan luas dan dengan bijak.

Yaiyalah moon dokter!!

Oh ya kata mereka tuh kalau ada dokter yang melakukan hal tidak menyenangkan ke pasien? Silahkan laporin ke kode etik kedokteran (gue lupa namanya apa). Jangan ke polisi. Kayak peradilan militer aja beda sama warga sipil. Nah, dokter beda tipislah kayak gitu. Buat adik-adik yang nanti masuk FK maupun FKG nih. Jangan cuma efek latah ya ataupun gengsi. Sesuaiin dengan kemapuan otak dan duit ortu loh. Bukannya gue gak bolehin, gue bolehin kok. Pengalaman aja waktu dulu ada yang sampai stress ga dapetin FK. Terus yang dapet malah mempertebal gengsinya ckckck. dan terpenting tujuannya mulia. yapp, dokter beda sama jurusan lainnya kalau dalam hal tujuan. pasti mulia. pasti buat kebaikan. Kayak cerita kakak sepupu gue dulu pas koas harus rela tidak tidur semalaman di daerah pelosok untuk menolong orang. tanpa di gaji loh tuh. Sek penting iso nolongin orang. 

Jowomu kui moon... -__-

Intinya sih, dokter bukan tuhan yang mengatur hidup dan mati. Cuma ia berusaha untuk mencegah kematian. Andai kata garis hidup seseorang habis yaudah habis. Kita cuma bisa berusaha tapi tuhan punya rencana lain. Yang pentingkan udah usaha iyakan.

Sumber : 

Berita-berita di tipi  dan pengamatan di sebuah rumah sakit