Welcome to My Blog! Have a Nice Read ^^


Selasa, 06 November 2012

Tari Sintren, Misteri Gadis Perawan


UTS matkul kesenian gue saat ini adalah disuruh nyari kesenian di daerah kamu beserta nilai-nilai yang terkandung didalamnya.Pada nggak percaya? nih gue kasih lembaran tugasnya dari sekretaris gue.sontak aja, gue yang baru pindah dari Jakarta bingung. Mau gue promosiin kesenian jakarta ini. Tanjidor? Ondel-ondel? apa Jali-jali? (itu lagu mooon!! -__-) Nah, karena gue hidup nomaden, dan gue tahu betul kesenian cirebon selama hidup 3 tahun disana. gue pilih kesenian Cirebon. Terus telinga gue nggak asing dengan tarian yang prosesnya rada horor (suara mistis jeng jreeng!!) namanya tari Sintren. Tau nggak letak mistisnya dimana. Lo liatkan judul blog ini aja udah kayak judul film-film horor Indonesia yang lagi booming dengan menjual lekak-lekuk tubuh sexy cewek. Tapi ini bukan film horor yang tadi gue jelasin. Nah, gue jadi intrest gini untuk di masukin ke blog. komonikers, kalian pasti pada k-popers alias kepo broh. Yaudah check this out dulu deh. pembukanya, gue kasih foto penari sintren.

Kenapa gue sebut tarian perawan? Karena tarian ini hanya bisa di tarikan oleh gadis yang masih perawan. Mistiskan. Proses tarian ini menggunakan kemenyan serta disindenkan dengan bahasa Cirebon sebagai proses doanya. Nah sang penari utama pertama-tama di belit dengan kain batik oleh para pawang penari. 

Liat deh dari ujung kepala hingga ujung kaki, masih memakai baju biasa dan polos apa adanya di wajahnya. Tapi saat penari tersebut dimasukin ke kurungan ayam seukuran manusia, lalu para sinden mulai melantunkan lagu dari bahasa Cirebon. “Gulung, gulung ranjang. Anak Sintren lagi turu, penontone buru-buru,” yang artinya “ Gulung, gulung ranjang. Anak Sintren lagi tidur, penontonya tidak sabar.” Pemimpin yang saat itu memakai baju hitam terus membakar kemenyan. Empat penari pengiring menabur bunga. Suasanapun berubah menjadi seram. Kurungan ayam tiba-tiba diangkat. Gadis itu berubah penampilan.

 Dia mengenakan baju merah , kain batik hitam dengan mahkota dan kacamata hitam. Lalu pawang yang berbaju hitam tadi membisikan mantra ke gadis tersebut. Gadis tersebut menari tanpa beban. Yapp, sang penari pasti dimasuki roh bidadari oleh pawangnya. Ia tidak sadarkan diri dalam tariannya. 

Uniknya lagi, jika ia dilempar uang maupun koin ia akan rubuh. Jika sudah rubuh tiga orang pawang berbaju hijau akan menangkapnya lalu meniup wajah penari sintren tersebut. Lebih tepatnya kayak saweran, uang tersebut dikumpulin oleh para pawang penari sintren.  Aksi pun semakin berbahaya. Sintren diminta menari di atas bahu si penjaga, jika jatuh posisinya tentu lebih tinggi dan berisiko. Penari Sintren lantas diturunkan dan dimasukkan kembali ke dalam kurungan ayam. Sang pawang kembali memutarkan asap kemenyan berkeliling kurungan. Penari kembali menabur bunga ke kurungan ayam."Mau eling, sekiyen eling" yang artinya “Mau sadar, sekarang sadar nyanyi para sinden. Kurungan pun diangkat. Baju penarinya lenyap dan berganti dengan baju awal yang dipakai si gadis remaja ini. 

Dia tersadar, tampak sedikit pusing.
Legenda asal mulanya dari cerita cinta kasih Sulasih dan Sulandono. Tersebut dalam kisah bahwa Sulandono adalah putra Ki Baurekso hasil perkawinannya dengan Dewi Rantamsari. Raden Sulandono memadu kasih dengan Sulasih seorang putri dari Desa Kalisalak, namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Kir Baurekso, akhirnya R. Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari. Meskipun demikian pertemuan diantara keduanya masih terus berlangsung melalui alam goib. Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamsari memasukkan roh bidadari ketubuh Sulasih, pada saat itu pula R. Sulandono yang sedang bertapa dipanggil roh ibunya untuk menemui Sulasih dan terjadilah pertemuan diantara Sulasih dan R. Sulandono.
Oh ya gue lupa, kenapa dikasih namanya sintren. Tau nggak kenapa hayoo...Dari segi asal bahasa (etimologi) Sintren berasal dari dua suku kata Si dan Tren. “Si” dalam bahasa Jawa Cirebon berarti “Dia” atau “Ia” dan “Tren” berarti “ Tri” panggilan buat kata putri, yang menjadi pemeran utama dalam kesenian Sintren (Sugiarto 1989:15). Pada awalnya pagelaran Sintren disajikan pada waktu malam sunyi dalam malam bulan purnama, tempat yang digunakan adalah arena terbuka biasanya di tengah-tengah pertunjukan Sintren dipasang Oncor sebagai alat penerang.
Alat musik yang khas mengiringi pertunjukan tari Sintren pada mulanya hanya memakai alat musik sederhana. Pertama, Buyung alat musik yang terbuat dari tanah liat yang atasnya ditutup lembar karet berfungsi sebagai gendang. Kedua, Tutukan alat musik yang terbuat dari bambu panjang besar sebagai pengganti alat musik bas. Ketiga, Bumbung ruas bambu yang berukuran kecil yang berfungsi sebagai melodi. Keempat, Kendi yang terbuat dari tanah liat berfungsi sebagai gong, dan yang Kelima, Kecrek sebagai pengatur ritme nada. Karena perkembangan jaman, alat musik pada setiap pagelaran Sintren di tambah alat musik Gamelan.
Kalau dulu, bajunya bukan seperti yang sekarang. Penarinya memakai kebaya.
dan kalian yang (mana tau) niat daftarin diri jadi sinden, nih hafalin liriknya yang penuh bahasa cirebon. di mulai ma lagu "Kembang Gewor" ya

Turun-turun sintren Sintrene widadari
Nemu kembang yun ayunan
Nemu kembang yun ayunan
Kembange si jaya Indra
Widadari temurunan
Kang manjing ning awak ira
Turun-turun sintren sintrene widadari
Nemu kembang yun ayunan
Nemu kembang yun ayunan
Kembange si jaya Indra
Widadari temurunan
Kembang gewor bumbung kelapa lumeor
Geol-geol bu Sintren garepan njaluk bodor
Bumbune kelapa muda
Goyang-goyang nyi sintern minta bodor


dan yang ini lirik lagu yang judulnya "Kembang Kilaras"

Kembang kates gandul
Pinggire kembang kenanga
Kembang kates gandul
Pinggire kembang kenanga
Arep ngalor garep ngidul
Wis mana gageya lunga
Kembang kenanga
Pinggire kembang melati
Kembang kenanga pinggire
Kembang melati
Wis mana gageya lunga
Aja gawe lara ati
Kembang jahe laos
Lempuyang kembange kuning
Kembang jahe laos
Lempuyang kembange kuning
Ari balik gage elos sukiki menea maning




Nah, Komonikers yang berbahagia. Monggo diartiin sendiri bahasa cirebon ini ke Indonesia.
Gue malah ke-popers deh (ini beda dengan k-pop ya) Gue pengen nyobain indahnya jadi penari sintren hahaha. soalnya seru aja masuk ke kandang ayam yang seukuran manusia terus tubuh gue di masukin bidadari agar bisa nari sintren. Kira-kira ada nggak ya audisi "Mencari Penari Sintren". Kalau ada, gue langsung daftar tanpa ba-bi-bu lagi deh. Yahh, walaupun ceyem-ceyem gimana gitu. 



Sumber dari :

1 komentar:

  1. kalo kembang kilaras bentuknya seperti apa ato gambarnya sepertii apa? kirim ke email totocai@ymail.com.
    makasih ya..

    BalasHapus

Komen yang baik dan sesuai dengan pos ini ya. Karena komen kalian bisa menjadi masukan dari gue. No SARA, Porn, and Spam Please!!. Thank You :D